Ku puja kamu, sayang kamu Untuk dapat kan cintamu Sebisa aku, semampu ku Untuk membahagiakan mu Tak pernah aku menginginkan Berpisah dengan diri mu Tapi mengapa ini semua Terjadi pada diri ku Walau engkau kini telah pergi jauh Meninggalkan diri ku yang mencintai mu Walau engkau kini telah tiada Namun cinta ini hanya lah satu untuk mu
Selasa, 21 Februari 2012
Tanpa Judul
Tanpa Judul
Maaf saya tidak dapat menemukan judul yang tepat
untuk untaian kalimat yang hendak saya tulis
hari-hariku dipenuhi oleh suara-suara tak bergetar seperti kemarin ....
getaran itu semakin lama semakin sayup... perlahan
getaran itu melemah dan berhenti
seperti denyut nadi anak-anak ingusan
tak terdengar mereka oleh gesekan angin
Jika demokrasi adalah judul terindah bagi suatu bangsa
maka bangsaku hendak menggunakannya pula
mereka mengorbankan jiwa dengan sukarela atau dengan pesan
mereka sama-sama berdarah dan bahkan hilang oleh dahaga tanah
aliran sari-sari makanan kebebasan tak pernah sampai
tersebar ke seluruh tubuh
berhenti mereka di antara lembaran-lembaran kertas berstempel
Maaf jika hidupku adalah demokrasi
nampaknya ia tak punya judul lagi
kadang saya merasa sangat berharga dan ingin hidup
seperti jiwa Chairil Anwar
namun kadang saya menemukan ketidakbernilaian
yang mendorongku untuk mengakhiri hidup
the object of my affection telah mati
bersama judul tulisan-tulisan tentang demokrasi yang semakin kabur
Kepada Seorang Ayah yang berbahagia
Kepada Seorang Ayah yang berbahagia
Kubayangkan butir air mata memenuhi pelupuk matamu
saat kau membacakan baris-baris kasih sayang
kepada buah hatimu
Kusapa, ada beberapa butir air mata menggantung di sukmaku
hendak menyeruak ke dunia menemani keharuanmu
Tak ada yang dapat kuucapkan hari ini
seperti hari kemarin, aku hanya bisa membisu
coba kutulis beberapa kata ungkapan kehormatan
kepadamu yang kini duduk menyaksikan ilham Allah
merasuki tulang-tulang tuamu.
Adakah aku akan melihat orang tuaku
sebahagia lantunan nyanyian hatimu
yang hendak menempuh tahap tertinggi kodrat manusia?
aku merenung menggores bayangan butiran air matamu
yang terdorong keluar oleh kebahagiaan
aku berusaha menutupi jalan untuk air mataku
yang tak sanggup menahan keharuan
menuntut jalan keluar,
mungkin hendak berteman dengan air matamu
CURHATAN UNTUK SANG MANTAN
CURHATAN UNTUK SANG MANTAN
Ju2r walaupun selintas aku bertemu kmu,
tapi hati ini senang,
kau masih seprti dlu,
senyum mansmu,
tajam ta2pan matamu,
dan tak bosan aq memandang wajahmu. . .
Ya itu dlu kasih,
sekarng kau sudah meminang gadis lain,
tak mungkn aq bersamamu,
andai dlu kau mengetahui aq,
mau bersbar denganku,
pasti kita akan bersatu,
waktu tlah berlalu,
dan waktupn tk bisa d putr kembli,
ingn aku berbicra padamu,
mengetahui kbrmu,
dan semua crita tentangmu,
walaupun aku tau itu bukan hak ku,
apa kabarmu sekarng,
apa kau sudah memliki peri kecil yang menemani hidupmu. . .
Aku dan Tulisanku Aku dan Tulisanku
Aku dan Tulisanku
Adakah orang akan bertanya akan aku ketika aku
tak pernah menulis satu kata?
Adakah orang akan mencari namaku ketika aku
tak pernah meninggalkan kesan?
tulisanku adalah diriku, diriku mustahil adalah tulisanku
jari-jariku bekerja dengan otakku
tapi tidak dengan diriku
diriku adalah kumpulan prilaku potensi dosa
diriku adalah susunan tulang daging darah
yang mungkin telah menyerap barang haram
diriku bukan milikku, lingkunganku telah mengklaimnya
Adakah orang pernah menerima aku berbeda dengan tulisanku?
Berjayalah kalimat-kalimat yang kutulis
sebab mereka mendapat teman dan musuh yang menghormati
ingin aku memasukkan diriku ke dalam tulisanku
harap aku bisa mendapat sapaan hormat yang sama
Tulisanku adalah produksi otakku yang bersahaja
tak dapat bercengkrama dengan prilakuku yang
diproduksi oleh niatku yang subjektif
tulisanku memberi tahu tentang aku ke dunia
sementara aku tak pernah berbuat yang sama
kepada tulisanku....
UNTUK DINDA
akan kumulai darimana lagi
tuk ungkapkan cinta untukmu
pujanggapun angkat tangan sudah
tinggalkan penanya dikertas putihku
langitpun tersungging saja
melukis cinta di matanya
andai pelangi turun di sini
kujadikan pita perekat hatiku
ada cinta untukmu
mungkin tak seindah syair
tak seharum mawar
namun ada cinta untukmu
yang datang dengan apadanya
namun jadi diraja merajai waktu
Langganan:
Postingan (Atom)